• Dapatkan 8 buku karya Agustianto, antara lain: Fikih Muamalah Ke-Indonesiaan, Maqashid Syariah, dalam Ekonomi dan Keuangan, Perjanjian (Akad) Perbankan Syariah, Hedging, Pembiayaan Sindikasi Syariah, Restrukturisasi Pembiayaan Bank Syariah, Ekonomi Islam Solusi Krisis Keuangan Global. Hub: 081286237144 Hafiz
  • Berjuang Mewujudkan Indonesia sebagai Pusat Ekonomi Islam Dunia

    0

    Posted on : 17-11-2020 | By : Nur Iman | In : Artikel, Islamic Economics

    Oleh : Sekretaris Jendral IAEI Pertama ( Agustianto Mingka)

    Sinergi dan Menyatukan KNEKS, BI, MES, IAEI dan Stakeholders ekonomi Syariah
    Mewujudkan Visi Indonesia Sebagai Pusat Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah Global*
    Sejarah mencatat, Festival Ekonomi Syariah pertama di Indonesia digelar di Medan,tahun 2002 yg berlangsung selama 70 hari,dgn belasan agenda kegiatan yang besar.

    Selanjutnya kegiatan Festival Ekonomi Syarah digelar di Jakarta oleh MES sejak tahun 2006 dengan nama Indonesia Syariah EXPO dan pada tahun 2008 dilanjutkan Bank Indonesia dgn nama Festival Ekonomi Syariah.

    Festival itu kemudian diberi nama ISEF, Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) yang mulai berlangsung sejak tahun 2014,

    ISEF memiliki visi untuk mendorong ekonomi dan keuangan syariah sebagai arus utama kebijakan nasional dan internasional dan menjadikan Indonesia sebagai referensi dunia dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

    Sebagai upaya mewujudkan visi tersebut, Bank Indonesia, IAEI dan KNEKS berkomitmen untuk meningkatkan cakupan kegiatan ISEF ke level internasional.

    ISEF bertransformasi dari agenda bersifat lokal nasional menuju level internasional dengan tujuan menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang unggul di dunia.
    Tanda-tanda ke arah itu mulai terlihat. Horison kemajuan mulai menunjukkan buktinya. Perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia semakin signifikan dan mulai fantastis.

    Global Islamic Finance Report (GIFR) 2019 menempatkan Indonesia pada peringkat pertama keuangan syariah global, menggeser Malaysia yang sejak 2011 yg selalu menempati posisi pertama.
    Untuk mempercepat, memperluas, dan memajukan ekonomi dan keuangan syariah dalam rangka memperkuat ketahanan ekonomi nasional, melalui Peraturan Presiden No. 28 Tahun 2020 dibentuk Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), yang merupakan transformasi dari Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS).

    KNKS awalnya digerakkan dari BAPENAS oleh Menteri Perencanaan Pembangunan /Ketua Umum IAEI, Prof. Bambang Brojonegoro tgl 17 Juli tahun 2017 dan telah menggelar acara Launchingnya di Istana Presiden yang dirangkai dgn acara Silaturrahmi Nasional IAEI di Hotel Fairmont Jakarta tgl 17-18 Juli 2017 yang lalu. Agustianto selaku Ketua IAEI saat itu adalah panitia inti acara tersebut.
    Saat ini, KNEKS diketuai oleh Presiden, dengan Wapres sebagai Wakil Ketua/Ketua Harian dan Menteri Keuangan sebagai Sekretaris.
    Anggota KNEKS terdiri dari 3 Menteri Menko, 7 Menteri, ditambah Gubernur BI, Ketua DK OJK, Ketua DK LPS, Ketua Umum Kadin, dan Ketua Umum MUI.

    Visi ekonomi dan keuangan syariah tertuang dalam Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024 (MEKSI).
    Terdapat empat strategi utama dalam pelaksanaan MEKSI, yakni 1. penguatan rantai nilai halal, 2. penguatan sektor keuangan syariah,3 penguatan UMKM, 4 pemanfaatan dan penguatan ekonomi digital.

    Riset, edukasi, dan asesmen merupakan salah satu pilar penting dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

    Dalam konteks inilah dilaksanakan Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah oleh OJK bersama IAEI sebanyak 20 kali yang diperankan Agustianto Mingka 4 kali di awal bersama MES dan BI bernama FRPS Forum Riset Perbankan Syariah.

    Dalam rangka itu pula digelar Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF), yang secara rutin dilaksanakan oleh Bank Indonesia.
    ISEF ke 7 tahun 2020 mengangkat tema “_ Mutual Empowerment in Accelerating Sharia Economic Growth through Promoting Halal Industries for Global Prosperity “.

    Dalam rangka itu pula Iqtishad Institute & Consulting Indonesia menggelar Webinar Strategi Akselerasi Pengembangan Perbankan dan Keuangan Syariah pada tgl 19 Oktober 2020.

    Rangkaian kegiatan ISEF 2020 dimulai sejak 7 Agustus 2020 (kick-off oleh Bapak Wapres) dan akan mencapai puncaknya pada 27-31 Oktober 2020.
    Pada tanggal 28 Oktober, ISEF 2020 akan dibuka oleh Bapak Presiden RI Bapak Joko Widodo

    Rangkaian kegiatan ISEF 2020 terdiri dari 22 serial discussion melalui webinar, 500 exhibition, 7 business matching dan 8 business coaching, silaturahmi nasional, dialog pemberdayaan ekonomi dan usaha pesantren termasuk pelaksanaan festival ekonomi syariah di 3 provinsi (NTB, Sumbar, dan Jatim), serta pelaksanaan kompetisi nasional dan 10 international showcase.
    Selain itu, berbagai pertemuan internasional juga dilaksanakan, antara lain International Contemporary Fiqh Conference, Islamic Digital Economy Conference, dan International Halal Lifestyle Conference.

    Kegiatan ini perlu mendapat dukungan dari para Guru Besar dan Cendikiawan Ekonomi Islam dari ratusan Perguruan Tinggi

    KNEKS, OJK, Bank Indonesia, IAEI dan MES perlu memiliki ThinkTank yang memberikan kontribusi pemikiran untuk Akselerasi Ekonomi Syariah di Indonesia menuju Indonesia menjadi pusat Keuangan Syariah Dunia.

    Ada ratusan Professor / pakar ekonomi Muslim yg memiliki concern kepada pengembangan ekonomi Islam di Indonesia.

    Mereka selama ini adalah Dewan Pembina, Dewan Pakar dan Dewan Pertimbangan IAEI dan MES juga.

    Keberadaan mereka sesungguhnya sangat konstruktif untuk mendukung Program program ISEF, KNEKS, OJK, keMenterian Keuangan dan BI.
    Untuk itulah Agustianto Mingka Ketua IAEI dua periode (2011-2018), dan Wakil Sekjen MES dua periode juga, serta selaku Presiden Direktur Iqtishad memprakarsai dibentuknya Pusat Kajian Strategic Akselerasi Ekonomi Syariah Nasional yang terdiri dari 200 pakar ekonomi Islam Indonesia

    Anggotanya adalah para Senior (assabiqunal awwalun) gerakan ekonomi Islam baik dari akademisi maupun praktisi serta pejabat pemerintahan dan regulator.

    Kita perlu mendengar dan menerima masukan dari para senior pakar ekonomi Islam tsb.
    Hal ini perlu karena saat ini Gerakan ekonomi Islam di Indonesia telah bergeser kepada Birokrat seperti Ketua Umum IAEI dan MES dan pengurusnya tentu banyak dari kalangan birokrasi.

    Selain itu, Penyiapan SDM ekonomi syariah yang unggul, berkualitas, profesional, berkompeten dan berdaya saing harus dilakukan. Karena itu peran intelektual ekonomi Islam sangat dibutuhkan.

    Jakarta, 28 Oktober 2020

    Post a comment

    All Articles | Contact Us | RSS Feed | Mobile Edition